![]() |
pexels.com |
Tulisan ini hanya untuk yang sedang melepas seseorang untuk menyegerakan perjumpaan.
Mengapa sedih bila nantinya akan berjumpa kembali?
Lucunya, dengan dia yang pergi hari ini, aku belum pernah berjumpa.
Namun, dia telah banyak memberikan kebahagiaan kepadaku dengan lirik-lirik yang ditulis tidak hanya dengan tangannya.
Tepat satu tahun lalu aku mengenalnya dan belajar bagaimana caranya menjadi manusia yang sesungguhnya.
Katanya, "kita dilahirkan untuk menjadi ada, bukan untuk menjadi sempurna."
Betapa kata-kata itu memberikanku pelukan yang begitu hangat di saat yang tepat.
Dia, dengan kesulitan yang pernah menyiksanya, kini menjadi manusia yang bersinar dengan segala kesederhanaannya.
Dia harus pergi hari ini.
Hari-hari biasa saja, kabarnya sangat sulit didengar. Apalagi hari-hari esok setelah hari ini.
Untung saja dia meninggalkan tiga bungkus emosi yang bisa selalu menemaniku di tiap proses yang akan aku lewati selanjutnya.
Segeralah pergi dan segera pula kembali.
Aku dan semua yang menyayangimu akan selalu menumpuk rasa rindu untuk ditumpahkan saat bertemu.
Perasaan sedih dan kehilangan ini tidak bisa dimengerti oleh banyak orang.
Tapi aku yakin, aku tidak sendiri.
Masih ada sisa-sisa selamat tinggal yang akan kita rayakan lagi.
Ini masih yang ketiga.
Kita masih memiliki empat kesempatan untuk kembali merasa kehilangan.
Sebelum akhirnya kita akan menangis terharu menyambut takdir yang tidak pernah kita tahu.
Semoga nanti, kita bisa bernyanyi bersama lagi.***
Komentar
Posting Komentar